Sabtu, 15 Oktober 2016

Pemilos (Pemilihan Ketua OSIS) Miniatur Keberhasilan Pendidikan Demokrasi dan Politik Di Indonesia.

Pemilos (Pemilihan ketua OSIS) adalah proses rekruitmen ketua OSIS di lingkup sekolah yang dilaksankan secara demokratis. Di Kabupaten Bantul, DIY sekolah dalam melaksankan Pemilos bekerja sama dengan KPU Kabupaten Bantul. Pelaksanaan pemilos diatur sedemikian rupa seperti halnya Pemilu pada umumnya. Dimulai dari proses awal pendaftran bakal calon ketua dan pengurus OSIS melalui uji kelayakan (fit and proper test) secara ketat. Setelah lolos fit and proper test bakal calon ketua OSIS diperkenankan untuk berorasi menyampaikan visi dan misi program kerja yang akan dijalankan jika berhasil menjabat atau istilah lainnya “kampanye terbuka”. Kampaye terbuka ini dilakukan agar pemilih mengenal calon ketua OSIS beserta program kerja, visi dan misinya.

Setelah selesai masa kampanye tibalah hari dimana pengambilan suara calon ketua OSIS dilaksanakan. Pelaksanaan Pemilos disetting menyerupai pemilu sebenarnya. Pertama, pemilih dari kelas X sampai kelas XII dikondisikan untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) secara bergantian agar proses pembelajaran tetap berjalan dan tidak terganggu. Kedua, setelah pemilih setiap kelas datang ke tempat pemungutan suara dipersilahkan duduk untuk menunggu panggilan dari bagian pendaftaran. Pemanggilan nomor urut berdasarkan nomor presensi kelas secara berurutanan. Ketiga, siswa yang dipanggil kemudian mengambil surat suara dan selanjutnya masuk ke bilik suara untuk melaksanakan mecoblosa surat suara pada salah satu calon ketua OSIS sesuai pilihan hati nurani. Empat, setelah selesai surat suara dimasukan ke kotak suara dan berlanjut kemudian meclubkan tinta di jari manisnya untuk bukti sudah memberikan hak suaranya di Pemilos. Semua proses pemilos ini berjalan secara demokratis luber jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil) seperti Pemilu Nasional.
 

  Pelaksanaan pemilos yang saya tulis adalah pelaksanaan pemilos di SMA N2 Bantul sebagai miniatur keberhasilan pendidikan politik di sekolah. Pemilos ini dilaksankan atas kerja sama antara Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul dan KPU Kabupaten Bantul untuk perwujudan pendidikan politik di sekolah. Dalam pelaksanaannya pemilos dilakukan oleh MPK (majelis perwakilan kelas) yang terdiri dari perwakilan masing-masing kelas X dan XI. Menurut ketua MPK Samadaba Muhammad Syafi’atol Huda ”Pemilos sudah berjalan lama dan merupakan agenda tahunan di sekolah kami” tuturnya kepada saya. “Pemilos merupakan wadah pendidikan politik yang harus dipahami sebagai siswa sebelum terjun dalam masyarakat” lanjutnya. Sedangkan Pak Mardiman, S.Pd guru PPKn Samadaba mengatakan “Pemilos adalah pendidikan politik yang dipersiapkan untuk menjadi pemilih pemula yang cerdas dan berintegritas dalam proses pemilu dan mengcegah angka golput pada pemilih pemula dalam pelaksanaan Pemilu”.
Pendidkan Politik dan demokrasi di sekolah sangat penting terutama dalam menyiapkan warga negara yang cerdas dan berintegritas sebagai pemilih pemula. Pemilu di Indonesia adalah titik awal dalam menentukan masa depan bangsa 5 tahun kedepan. Tanpa pemilih cerdas dan berintegritas untuk menentukan pemimpin negara, Indonesia akan mengalami degradasi kepemimpinan dalam berbagai hal. Jika semua sekolah di Indonesia dari Aceh sampai Papua melaksankan Pemilos yang demokratis dan berintegritas seperti di Kabupaten Bantul, tentu kecurangan pemilu dan golput di negara Indonesia bisa diminimalisir. Lebih pentingnya lagi pemimpin yang terpilih adalah pemipin yang amanah dan bertanggungjawab, karena pemimpin ini lahir dari kualitas pemilu yang berintegritas luber jurdil. Ini merupakan perwujudan pendidikan politik yang positif dan bisa menjadi acuan kebijakan bagi setiap daerah untuk menyipakan pemilih pemula dan partisipasi politik yang demokratis.
                       
         



#Salam MBMI (Maju Bersama Menerdaskan Indonesia)      

Minggu, 11 September 2016

Lima Tahun SM3T Hadir Untuk Pendidikan Di Batas Negeri (antara sebuah profesi dan pengabdian)

SM3T (sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar dan tertinggal) adalah program yang luncurkan Kementrian Pendidikan lima tahun yang lalu tepatnya 6 September 2011 untuk mengatasi masalah kesenjangan pendidikan di tanah air. Lima tahun sudah program ini berjalan dan berlahan program ini menjadi program unggulan terutama di dunia pendidikan. Sebutan SM3T awalnya asing di dunia pendidikan, tetapi sekarang cukup populer dikalangan pendidikan. Ini karena SM3T sekarang sudah tumbuh menjadi tonggak pendobrak kesenjangan pendidikan di pelosok negeri. Prestasi demi prestasi sudah ditorehkan oleh figur figur muda SM3T. Memotivasi anak negeri di pelosok dan mendidik untuk pemerataan pendidikan menjadi titik keberhasilan program SM3T. 
Awalnya program SM3T sempat diragukan kehadirannya, tetapi seiring perjalanan waktu keraguan ini mulai terjawab karena ternyata banyak harapan dan solusi yang diberikan program ini untuk masalah pendidikan di Indonesia. Selain itu program ini direspon positif oleh para calon pendidik muda di tahan air. Sudah ribuan para calon pendidik muda ambil bagian dari program SM3T. Terobosan yang sangat berani karena para figur figur muda ini harus meninggalkan segala bentuk kemewahan dan kemudahan yang biasa mereka dapat, untuk mengabdi di plosok negeri dengan segala keterbatasan hidup.
Mereka harus meninggalkan orang tua dan sanak sodara demi mengabdikan diri untuk pendidikan generasi penerus bangsa. Lebih jauh dari itu mereka juga harus memulai hidup seadanya di penempatan tugas, termasuk siap hidup tanpa listrik,tanpa sinyal hp, tanpa internet, tanpa motor, tanpa kemewahan, tanpa kemudahan, air yang sulit, budaya yang berbeda, tanpa orang tua, tanpa sodara harus mereka jalani. Ini adalah implementasi 3T yang sebenarnya lebih dari sekedar 3 tapi masih banyak T..T..yang lainya. Semua dijalankan demi memajukan pendidikan di bumi pertiwi Indonesia.

Butuh tekat yang besar dan komitmen yang kuat untuk menjadi peserta SM3T, karena tidak sedikit peserta SM3T yang gugur di tempat tugas demi memajukan dan mencerdaskan generasi anak negeri. Hal ini sudah ditunjukan oleh figur figur muda SM3T mulai dari angkatan I sampai angkatan ke V. Kini tongkat estavet untuk memajukan dan mencerdaskan generasi penerus bangsa di plosok negeri telah berpindah tangan ke SM3T Angkatan VI.
Kita berharap nama besar SM3T yang sudah berjaya di pelosok negeri terus berlanjut dan dijaga konsistensinya, untuk tidak sekedar menjadi program tetapi bisa menjadi acuan kebijakan strategis Kementrian Pendidikan dalam mengatasi masalah pemerataan pendidikan untuk generasi emas Indonesia 2045. Terlepas dari itu semua, SM3T sebagai program unggulan dan segudang prestasi yang diberikan dalam melahirkan sosok figur muda penuh totalitas dan kegigihan tanpa putus asa dalam mamajukan pendidikan, diharapkan bisa menjadi torehan kecil pengorbanan anak negeri untuk barometer dalam penentu kebijakan masalah pendidikan di Indonesia. Selamat hari jadi SM3T yang ke-5 (6 September 2011 – 6 September 2016).

#Salam Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia

Jumat, 02 September 2016

Antara Pendidikan dan Kunci Masa Depan Bangsa


Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual dan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003). Lebih jauh tentang pendidikan di Indonesia menurut saya adalah perbaikan karakter anak untuk menciptakan generasi emas Indonesia tahun 2045. Tekanan yang lebih penting dari pendidikan adalah karakter yang kuat dan cerdas. Karena karakter itu sebagai kunci dari makna pendidikan yang sebenarnya, tujuannya simple untuk menciptakan generasi emas Indonesia. Indonesia itu luas, Indonesia itu kaya, dan Indonesia banyak potensi, Indonesia itu kesempurnaan bumi yang indah, tapi Indonesia sekarang butuh generasi yang memiliki moral dan karakter yang baik, jujur, kerja keras, santun, kuat dan cerdas untuk membangun bangsanya. Indonesia banyak orang yang pintar, tapi apa gunanya kalau kepintarannya hanya digunakan untuk membodohkan rakyat. Pentingnya karakter dan moral harus dibangun dari sekarang, jangan saling tunjuk siapa yang salah, tapi ini menjadi tanggungjawab kita bersama orang tua, guru, masyarakat, pemimpin dan pemangku kepentingan di negeri ini. Bekali anak dengan ilmu agama dan kuatkan akhlaknya dengan keimanan, didik dengan penuh tanggungjawab sebagai orang tua. Dan untuk guru atau pendidik, ajarkan moral dan karakter dalam setiap proses pendidikan. Jangan hanya orientasi pada kecerdasan knowledge tapi coba lihat karakternya. Guru jadilah teladan untuk siswa siswinya dalam bersikap, tunjukan hal positif sebagai guru guna menciptakan moral dan karakter pada siswa. Karena sebenarnya belajar yang paling mudah adalah dengan melihat contoh yang nyata. Di sekolah guru adalah element penting yang menentukan keberhasilan siswa. Dalam istilah Jawa guru itu “digugu lan ditiru” (didengar dan ditiru).
Tulisan ini untuk membangun generasi masa depan Indonesia yang berkarakter dan bermoral sesuai Pancasila. Fenomena yang terjadi di Indonesia sekarang khususnya dibidang pendidikan, di Indonesia masih jauh dari moral Pancasila sebagai way of life. Pendidikan moral dan karakter masih kurang diutamakan di sekolah-sekolah, masih lebih mengutamakan pengetahuan dan ilmu tanpa diimbangi pendidikan moral yang berlandaskan Pancasila. Apalagi jika kita melihat kemajuan tekhnologi yang ada sekarang, bisa terpikirkan betapa bahayanya jika kemajuan teknologi tanpa diimbangi dengan moral dan karakter kuat, cerdas, dan baik. Arus globalisasi bukan menjadikan suatu kemajuan malah bisa menghambat proses kemajuan suatu bangsa jika moral dan karakternya tidak disiapkan. Terlebih tayangan televisi sekarang sangat lah tidak mendidik, hampir semua tanyangan televisi di Indonesia berorientasi bisnis tidak ada unsur pendidikan. Mana pemerintah?? Mana Komisi Penyiaran Indonesia? Tentunya percuma kita teriak seperti itu karena tidak mungkin ada respons.
Bagi saya kunci kesuksesan yang paling penting dalam pendidikan adalah karakter dan moral yang kuat, cerdas, baik sesuai nilai pancasila. Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayai (di depan, seorang pendidik harus memberikan teladan atau contoh tindakan yang baik, di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide,dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan) – Ki Hajar Dewantara.
Salam MBMI (Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia).

Selasa, 30 Agustus 2016

Kamis, 25 Agustus 2016